Tari Pajaga, Kesenian Unik dari Tana Luwu
LUWU UTARA | JELASKATA.co.id – Tana Luwu merupakan sebuah tanah bersejarah yang tentunya mempunyai keunikan kesenian tersendiri.
Wilayah Tana Luwu sendiri hingga saat ini tercakup didalamnya 3 Kabupaten dan 1 Kota, yakni Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Kota Palopo.
Di Luwu Utara tepatnya, terdapat sebuah kesenian unik berupa tarian khusus untuk anak berumur 7-10 hingga umur 21 tahun keatas.
Tari Pajaga adalah salah satunya, dimana tarian ini dipercaya sebagai ritual yang menghubungkan manusia dengan dewa dan sebagai penghormatan kepada raja yang dianggap keturunan dewa.
Tari Pajaga di Luwu Utara sendiri memiliki beberapa jenis, termasuk didalamnya Tari Pajaga Bone Balla yang merupakan tari tradisional klasik yang bersumber dari kalangan bangsawan dan mencerminkan jiwa masyarakat Luwu.
Gerakan tari ini lemah, gemulai, tenang, dan agung, sesuai dengan jiwa patriotisme dan kepahlawanan Pajung atau raja-raja Luwu.
Tari ini ditampilkan di istana raja dan juga di tengah masyarakat. Pada akhir tari Pajaga Bone Balla, penari sajo akan menampilkan tarian sajo dan menerima hadiah dari tamu.
Tarian sajo sendiri merupakan tarian yang ditampilkan di akhir tari pajaga bone balla dan masih dalam rangkaian tari pajaga bone balla.
Setelah itu Penari sajo akan diberi hadiah dari tamu yang datang. Pada zaman dahulu, hadiah yang diberikan berupa kerbau, persawahan, tanah, dan kebun buah-buahan.
Namun seiring berubah nya zaman Pada saat ini, hadiah untuk penari sajo berupa uang yang disimpan di atas baki/nampan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Penari Pajaga sendiri mengenakan kostum baju bodo, sarung sutera, perhiasan telinga, kalung, gelang, dan hiasan kepala bando atau kembang.
Penari dari tari pajaga bone balla tidak dapat dilakukan oleh sembarang penari. Tarian ini hanya ditarikan oleh gadis-gadis dan pemuda dari lingkungan istana atau keturunan bangsawan. (HF/EP)
Tinggalkan Balasan