Jelaskata.co.id

Informasi dan Edukasi

Mengenal Ideologi Dunia

Suparman Mannuhung, S.Pd.I., M.Pd.I

Pengantar

Sejarah perkembangan ideologi-ideologi seperti kapitalisme, sosialisme, liberalisme, konservatisme, dan ideologi-ideologi lain yang muncul dari perdebatan dan perubahan sosial di berbagai negara. Pemahaman sejarah ini membantu melacak asal-usul, perkembangan, dan implikasi ideologi-ideologi tersebut. Analisis tentang bagaimana faktor-faktor seperti globalisasi, ketidaksetaraan ekonomi, perubahan teknologi, dan konflik internasional mempengaruhi munculnya, penyebaran, dan penerimaan ideologi di berbagai belahan dunia. Faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam pengaruh dan adaptasi ideologi-ideologi tertentu di berbagai konteks. Hubungan internasional, diplomasi, konflik, dan kerjasama antarnegara. Ideologi sering kali menjadi faktor penting dalam pembentukan kebijakan luar negeri, persepsi negara terhadap satu sama lain, dan dinamika geopolitik global. Analisis tentang bagaimana perubahan sosial dan budaya di berbagai masyarakat mempengaruhi penyebaran dan penerimaan ideologi tertentu. Perubahan demografis, gerakan sosial, dan perubahan nilai-nilai budaya dapat membentuk atau memperkuat ideologi-ideologi tertentu dalam masyarakat. Studi perbandingan antara berbagai sistem ideologi memungkinkan untuk memahami perbedaan, kesamaan, dan implikasi praktis dari masing-masing ideologi dalam konteks politik, ekonomi, dan sosial. Hal ini membantu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas ideologi-ideologi yang ada di dunia. Dengan memahami latar belakang ini, seseorang dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana ideologi-ideologi dunia saling berinteraksi, bersaing, dan beradaptasi dalam konteks global yang terus berubah.

Ideologi

Arti kata “ideologis” berkaitan dengan ideologi, yang merupakan seperangkat gagasan, keyakinan, nilai-nilai, dan pandangan tentang dunia yang membentuk dasar pemikiran dan tindakan seseorang atau kelompok. Ideologi sering kali memengaruhi cara pandang dan perilaku individu atau masyarakat dalam berbagai bidang, seperti politik, agama, sosial, dan budaya. Secara umum, “ideologis” merujuk pada sesuatu yang terkait dengan ideologi atau berkaitan dengan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut. Ideologi adalah seperangkat gagasan, keyakinan, atau nilai-nilai yang membentuk dasar bagi pandangan dunia seseorang atau kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Ideologi mempengaruhi cara seseorang atau kelompok memahami dan menafsirkan dunia, serta membentuk pandangan mereka terhadap bagaimana masyarakat seharusnya diorganisir dan diatur. Ideologi dapat menjadi dasar bagi pembentukan kebijakan, sistem politik, atau gerakan sosial.

Berikut adalah beberapa definisi tentang ideologi menurut para tokoh terkenal : (Karl Marx ), Marx melihat ideologi sebagai alat yang digunakan oleh kelas dominan untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaannya atas kelas yang dikuasai. Baginya, ideologi merupakan cermin dari struktur sosial dan ekonomi yang ada, yang digunakan untuk menutupi konflik kelas. (Friedrich Engels), Engels mengaitkan ideologi dengan kondisi material sosial dan ekonomi. Baginya, ideologi adalah hasil dari kondisi material, bukan sebaliknya. Dalam pandangannya, struktur ekonomi mendasar (basis) membentuk superstruktur ideologi, seperti agama, politik, dan budaya. (Antonio Gramsci), Gramsci memperluas konsep ideologi dengan memperkenalkan istilah “hegemoni”. Baginya, ideologi tidak hanya berwujud dalam bentuk teks atau doktrin, tetapi juga melalui proses hegemoni budaya, di mana kelompok yang berkuasa berhasil mempengaruhi dan memperoleh persetujuan dari kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. (Louis Althusser), Althusser memandang ideologi sebagai alat reproduksi sosial dan ekonomi. Baginya, ideologi tidak hanya mengatur pemikiran individu, tetapi juga mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial. Althusser menggambarkan ideologi sebagai “aparatus” yang terdiri dari berbagai institusi seperti keluarga, sekolah, agama, dan media massa. (Michel Foucault), Foucault melihat ideologi dalam konteks kekuasaan dan pengetahuan. Baginya, ideologi bukan hanya tentang gagasan dan nilai, tetapi juga tentang cara kontrol sosial dan pembentukan subjek. Foucault menyoroti bagaimana ideologi terwujud dalam praktek-praktek kuasa yang tersebar di berbagai institusi dan praktik kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Syekh Taqiyuddin an-Nabhani Ideologi adalah suatu ide dasar rasional yang memancarkan peraturan hidup. sesuatu yang layak digolongkan sebagai ideologi apabila memenuhi dua syarar, (1) mempunyai konsep dasar dan cara menerapkannya, (2) menyeluruh menyangkut seluruh kebutuhan dan keiperluan manusia.

Sementara itu, seorang “penulis ideologis” adalah seseorang yang menggunakan tulisan sebagai alat untuk menyebarkan, memperjuangkan, atau membela ideologi tertentu. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang ideologi yang mereka anut dan menggunakan keterampilan menulis mereka untuk mengomunikasikan ideologi tersebut kepada audiens. Penulis idiologis sering kali memiliki tujuan untuk mempengaruhi opini publik, membangun pemahaman yang lebih dalam tentang ideologi mereka, atau bahkan memobilisasi orang untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anjurkan melalui tulisan mereka.

Islam sebagai sebuah ideologi

Munculnya ideologi kapitalisme dan sosialisme berkaitan erat dengan perkembangan sejarah ekonomi, politik, dan sosial di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19. (Kapitalisme), Kapitalisme berkembang secara signifikan selama Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18. Revolusi ini ditandai dengan pergeseran ekonomi dari sistem pertanian feudal menuju manufaktur dan industri. Kapitalisme dipicu oleh adanya revolusi dalam teknologi, perdagangan, dan organisasi ekonomi, Teori kapitalisme pertama kali dirumuskan secara sistematis oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith, yang mengemukakan prinsip-prinsip pasar bebas, persaingan, dan pemilikan pribadi sebagai dasar ekonomi yang efisien dan produktif. Kapitalisme mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem politik dan sosial. Prinsip-prinsip kapitalisme seperti persaingan pasar, kepemilikan pribadi, dan akumulasi kekayaan menjadi dasar bagi sistem ekonomi pasar yang dominan di dunia modern. (Sosialisme) Sosialisme berkembang sebagai tanggapan terhadap ketidakpuasan terhadap ketidaksetaraan ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh kapitalisme. Pada awalnya, pemikiran sosialis muncul sebagai kritik terhadap kondisi buruh yang terpinggirkan dan eksploitasi kapitalisme selama Revolusi Industri. Tokoh-tokoh seperti Karl Marx dan Friedrich Engels menjadi tokoh sentral dalam pengembangan teori sosialis. Marx mengemukakan bahwa kapitalisme akan menghasilkan konflik kelas yang akan mengarah pada revolusi proletariat dan pembentukan masyarakat tanpa kelas, di mana alat produksi dimiliki secara kolektif oleh masyarakat. Sosialisme mempengaruhi perkembangan gerakan buruh, politik, dan ekonomi di seluruh dunia. Meskipun berbagai negara menerapkan bentuk-bentuk yang berbeda dari sosialisme, prinsip kesetaraan, redistribusi kekayaan, dan kontrol kolektif atas alat produksi menjadi ciri khasnya.

Islam sebagai sebuah ideologi merupakan pandangan komprehensif tentang kehidupan yang mencakup aspek-aspek agama, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Ideologi Islam didasarkan pada ajaran Al-Quran dan Hadis, serta prinsip-prinsip yang terkandung dalam hukum syariah.

Islam sebagai ideologi menekankan kepatuhan kepada Allah dan menjalankan ajaran-Nya seperti yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis. Hal ini mencakup kewajiban beribadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, serta prinsip-prinsip moral dan etika yang dijelaskan dalam ajaran Islam. Islam memiliki pandangan tentang sistem politik yang berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Konsep-konsep seperti khilafah (pemerintahan Islam), syura (musyawarah), dan adil dalam kebijakan publik merupakan bagian dari ideologi politik Islam. Beberapa kelompok atau negara mungkin berusaha menerapkan prinsip-prinsip ini dalam sistem politik mereka. Ideologi Islam menekankan pentingnya keadilan sosial, solidaritas, dan kesejahteraan umat. Konsep zakat dan sedekah merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan ini, dengan redistribusi kekayaan kepada yang membutuhkan. Islam juga memberikan pedoman tentang hubungan sosial antara individu, keluarga, dan masyarakat. Dalam ideologi Islam, ekonomi diatur oleh prinsip-prinsip syariah yang melarang riba (bunga), mendorong perdagangan yang adil, dan menekankan pentingnya keberpihakan kepada yang lemah dalam ekonomi. Konsep ekonomi Islam juga mencakup kepemilikan individu dan kebijakan redistribusi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Islam memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan budaya di berbagai komunitas Muslim. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, tolong-menolong, dan kesetiaan terhadap agama dan tradisi merupakan bagian dari ideologi budaya Islam.

Islam tidak hanya mengajarkan nilai-nilai spiritual (aqidah dan ibadah), tetapi juga sebuah ideologi yang mencakup seperangkat keyakinan, nilai-nilai, prinsip, dan aturan yang membentuk qiyadah fikriyah (dasar pemikiran) dan juga penerapan konsep-konsep pemikiran tersebut. Sebagai ideologi, Islam mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya : konsep dasar (aqidah), ekonomi, politik, budaya, sosial, tata Negara, hukum, pemerintahan dan budaya.

Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan Islam sebagai sebuah ideology ; Keyakinan dan Aqidah, Islam didasarkan pada keyakinan akan keesaan Allah (tauhid) dan kenabian Muhammad sebagai utusan Allah. Aqidah atau keyakinan ini menjadi landasan utama bagi seluruh ajaran dan praktik dalam Islam, Hukum Syariah, Sebagai sebuah ideologi, Islam memiliki sistem hukum yang disebut Syariah. Syariah mencakup aturan-aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, moralitas, hukum pidana, hukum keluarga, dan keadilan sosial, Pandangan Sosial, Islam mendorong persaudaraan, keadilan, dan kebersamaan antara sesama manusia. Konsep zakat (sumbangan wajib) dan sedekah menggarisbawahi pentingnya berbagi kekayaan dan membantu yang membutuhkan dalam masyarakat, Pandangan Politik , Islam memiliki prinsip-prinsip politik yang menekankan keadilan, keadilan sosial, dan pemerintahan yang baik. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam konsep kepemimpinan (khilafah) yang bertanggung jawab dan adil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini