Jelaskata.co.id

Informasi dan Edukasi

Nilai Tukar Rupiah Anjlok Hingga Rp16.772 per dolar AS, Ini Alasannya

BISNIS | JELASKATA – Nilai tukar rupiah melemah sebesar 59 poin atau 0,36 persen terhadap dolar AS pada Kamis (3/4/2025).

Pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta, kurs rupiah turun menjadi Rp 16.772 per dolar AS menurut Antara. \

Sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.713 per dolar AS.

Bank Indonesia (BI) sendiri, mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengungkapkan imbal hasil (yield) Surat Berharga negara (SBN) bertenor 10 tahun mengalami penurunan dari yang awalnya 7,13 persen pada Rabu (26/3/2025) menjadi 7,09 persen pada Kamis (27/3/2025).

“Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 104,55, dan yield US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke 4,352 persen,” kata Ramdan dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (29/3/2025).

Pengamat mata uang Ibrahim Assuabi mengatakan jika sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah datang dari domestik dan global.

Dari ranah domestik, nilai rupiah dipengaruhi oleh pembentukan Danantara dan ucapan Presiden Prabowo yang mengatakan jika saham adalah judi atau pernyataan bahwa anjloknya IHSG tidak ada hubungannya dengan masyarakat kelas bawah.

Danantara dan pernyataan Prabowo tersebut membuat investor khawatir dan frustasi sehingga banyak dana asing keluar dari pasar modal Indonesia.

“Di sisi lain pembentukan Danantara lewat kepengurusan kemarin membuat asing kembali keluar, karena tak mau pasar modal diintervensi pemerintah. Karena mereka melihat pemerintah bakal melakukan intervensi, bahkan Bareskrim membuat statement akan mengawasi pasar modal,” katanya.

Selain itu, ada kekhawatiran ekonomi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan internasional, terutama dari ketetapan tarif mobil yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Kebijakan tarif impor tersebut diumumkan secara resmi pada Rabu, 2 April 2025. Kebijakan tarif tersebut disebutnya sebagai timbal balik atau ‘Reciprocal Tarrifs’.

Amerika akan mengenakan tarif dasar paling rendah 10 persen untuk semua barang impor yang masuk, sementara beberapa negara dikenakan tarif timbal balik khusus atau resiprokal yang lebih tinggi.

Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.

Di samping itu, kehati-hatian Bank Sentral AS atau Federal Reserve dalam pemangkasan suku bunga kemungkinan telah mencegah sentimen bearish atau pesimistis pasar lebih lanjut.

Investor juga ikut memantau pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Para pejabat AS dan Rusia mengakhiri pembicaraan selama sehari pada 24 Maret 2025 yang difokuskan pada proposal sempit untuk gencatan senjata di laut antara Kyiv dan Moskow. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini