Siswa SMA di Luwu Meninggal Usai Terlibat Lakalantas, Diduga Dapat Penganiayaan dari Oknum Kades

LUWU | JELASKATA.CO.ID – Seorang siswa kelas 1 SMA di Kabupaten Luwu dikabarkan meninggal dunia usai terlibat kecelakaan lalulintas (Lakalantas).

Korban yang bernama Rifqillah Ruslan (15), warga desa Taramatekkeng, kecamatan Ponrang Selatan dikabarkan meninggal usai tabrakan dengan motor yang dikemudikan kepala Desa Seppong inisial IS berboncengan dengan anaknya.

Lakalantas ini awalnya terjadi pada Rabu (28/5/2025) di jalan Trans Sulawesi.

Korban sempat dirawat di RSUD Batara Guru Belopa selama dua hari dan menceritakan kejadian yang dialaminya hingga akhirnya kritis dan menghembuskan napas terakhir pada Jumat (30/5/2025) sekitar pukul. 09.00 WITA.

Namun, meninggalnya korban memberikan cerita tersendiri, pasalnya, keluarga korban menduga kematian Rifqillah disebabkan penganiayaan.

Pasalnya beberapa saksi mengungkapkan bahwa pasca kecelakaan, korban diduga dianiaya oleh Kades Seppong IS saat berada di dalam ruang IGD RSUD I Lagaligo.

”Ada beberapa saksi yang lihat kalau anak saya ini dianiaya oleh Kades di ruangan IGD, saat anak saya duduk diatas ranjang IGD, oknum kades katanya hantam bagian belakang kepala anak saya, makanya kami laporkan ke Polres,” ungkap ayah korban, Ruslan.

Selain pengakuan saksi yang melihat kejadian dugaan penganiayaan tersebut, penyidik Polres Luwu juga dikabarkan telah mengamankan rekaman CCTV ruang IGD RSUD Batara Guru, Belopa saat kejadian.

Ruslan menjelaskan bahwa, saat kecelakaan, korban mengenakan helm, saksi di lokasi kejadian juga membenarkan jika helm korban saat kecelakaan tidak terlepas dari kepala, helm tersebut dilepas setelah kejadian lalu dibawa ke Rumah sakit.

”Waktu anak saya dibersihkan setelah meninggal memang ada memar dibagian belakang kepala atau yang biasa orang bilang bagian otak kecil, dan memang yang dihantam kades itu tepat dititik itu, kalau akibat benturan kecelakaan, rasanya tidak mungkin karena helm nya tidak lepas waktu kejadian, dan waktu dibawa ke rumah sakit kondisinya tidak separah itu,” beber ayah korban.

Untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan, jenazah korban saat ini dibawa ke RSUD Rampoang kota Palopo sembari menunggu tim Forensik untuk dilakukan proses autopsi, pasalnya di RSUD Batara Guru belum menyediakan tempat pendingin jenazah.

”Sekarang jenazah anak saya di RSUD Rampoang, karena disini ada freezer mayat, kami masih menunggu tim dokter untuk autopsi, rencananya besok, semoga berjalan lancar, dan keadilan dapat ditegakkan atas kematian anak kami,” ucap Ruslan.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Polres Luwu dan oknum kades terkait kejadian tersebut. (***)